Facebook Twitter RSS

SHARE THIS POST

  • Facebook
  • Twitter
  • Myspace
  • Google Buzz
  • Reddit
  • Stumnleupon
  • Delicious
  • Digg
  • Technorati
Author: admin
Lorem ipsum dolor sit amet, contetur adipcing elit, sed do eiusmod temor incidunt ut labore et dolore agna aliqua. Lorem ipsum dolor sit amet.

0 comments:

Sejak dini Anak cinta buku, Bagaimana Caranya?

BANYAK orangtua menanyakan hal ini, kapan mulai mengajarkan anak membaca? Jawabannya, sedini mungkin!
 
Mengajarkan anak membaca dapat dimulai dengan mengajak anak berbicara, yaitu sejak bayi. Membaca dan berbicara merupakan suatu hal yang paralel, terkait dengan mengenal kosakata dan memahami konsep kata.
 
Membacakan Cerita
Bayi tidak pernah tahu apa itu membaca dan bagaimana caranya. Oleh sebab itu orangtualah yang harus menunjukkan dan mengajarkan apa sebenarnya kegiatan membaca itu.

“Orangtua adalah sumber utama yang dibutuhkan untuk menumbuhkan minat baca pada anak, baik melalui modelling, keterlibatan dengan membacakan cerita bersama, menciptakan lingkungan yang ramah buku di sekitar anak dan lain sebagainya. Semakin sering bayi dibacakan buku, semakin familiar kegiatan membaca dan akan menjadi kegiatan favorit bagi anak,” terangnya.

Banyak cara yang dapat dilakukan agar bayi memahami tanpa perlu tahu arti kata yang sebenarnya. Bayi bisa melihat gambar, mendengar nada suara dan perubahannya, dapat melihat ekspresi wajah dan memahami bahasa tubuh. Apalagi bayi sangat senang mendengarkan suara orang-orang yang paling penting dalam hidupnya, yaitu Ayah dan Ibu.

Selain bisa menambah kedekatan dengan anak, lewat kegiatan pra-membaca ini, orangtua sekaligus memberikan rasa aman dan kasih sayang yang sangat dibutuhkan bagi perkembangan emosional bayi.
 
Kembangkan Daya Kreativitas
Anak yang memiliki minat baca sejak dini akan mengambil banyak manfaat. Bacaan merupakan salah satu sumber pemenuhan rasa ingin tahu anak, jadi anak yang banyak membaca akan lebih tahu banyak. Membaca juga memberikan kesempatan untuk berimajinasi sehingga mengembangkan pula daya kreativitas anak.

Selain itu, proses belajar di sekolah tidak lepas dari kegiatan membaca. Bila anak sudah memiliki minat baca sejak dini, tak sulit bagi mereka untuk mau belajar, sehingga anak-anak yang gemar membaca biasanya dapat berprestasi lebih optimal.
 
Kenalkan Kata
Pengenalan buku dan membaca pada anak batita dimulai dengan pengenalan lebih banyak kata-kata kepadanya, terutama kata-kata yang familiar bagi anak dan terkait dengan kegiatannya sehari-hari.

Lakukan hal ini secara sederhana dengan menyelipkan kata dalam kegiatan anak,  misalnya saat makan sambil mengenalkan kata “piring”, “sendok”, “nasi” dengan menunjuk benda yang disebut. Pada usia ini, tidak penting bila anak salah sebut/tunjuk karena ia masih dalam tahap belajar.

Saat anak mulai memasuki usia tiga tahun, dapat ditambah dengan kosakata baru namun tetap kata-kata konkrit. Moms bisa mengajak anak ke lingkungan baru - misalnya kebun binatang – lalu mengenalkan dia dengan kosakata nama-nama binatang seraya menunjuk objeknya.
 
Agar Tidak Bosan
Anak usia batita umumnya aktif bergerak sehingga perlu dijaga keterlibatan anak dan semangatnya. Temukan cara-cara yang menyenangkan sehingga anak tidak bosan. Ketika mengajak anak membaca, orangtua perlu memerhatikan hal berikut:

- Si anak cenderung tidak dapat duduk tenang saat membaca buku. Oleh karena itu jangan khawatir atau protes saat mereka melompat-lompat atau bergulingan saat orangtua sedang membacakan cerita. Si kecil mungkin selalu bergerak, tapi mereka juga sekaligus mendengarkan, loh!

- Bacakan sajak anak-anak atau menyanyikan lagu anak-anak. Sesekali berhenti di tengah sajak/lagu dan biarkan anak melanjutkan. Untuk sajak/lagu yang sudah familiar bagi anak, buatlah kesalahan ucap dengan sengaja sebagai permainan.

- Pilihlah buku-buku yang melibatkan si kecil. Saat ini banyak macam buku yang dapat mengajak anak ikut terlibat seperti buku dengan boneka yang bergerak atau berbunyi, buku yang menyembul (pop-up book), buku dengan tekstur tertentu dan sebagainya. Buku dengan ilustrasi yang menarik dan detil juga dapat menjadi bahan eksplorasi dan diskusi. Bentuk gambar juga penting untuk diperhatikan apakah sesuai atau mirip dengan aslinya, misalnya gambar kucing seperti yang sebenarnya. Isi buku atau cerita yang berkaitan dengan kehidupan anak juga dapat menarik perhatiannya.

- Kegiatan membaca pada anak batita tidak perlu lama karena mereka cenderung memiliki rentang atensi yang singkat. Gunakan teks yang pendek dan sederhana. Upayakan kegiatan membaca agar tetap singkat, sederhana namun sering dilakukan.

- Dorong si kecil untuk lebih sering melakukan permainan yang melibatkan kata-kata, mendeskripsikan sesuatu dan berkomunikasi/bercakap-cakap. Seringlah melakukan kegiatan tanya-jawab dengan anak. Luangkan waktu untuk mendengarkan pertanyaan mereka. Dorong mereka untuk menceritakan ide-idenya.

- Kenali buku favorit si kecil. Bacakan berulang-ulang. Carilah buku dengan tema yang disenangi anak, seperti tentang binatang, mobil dan sebagainya.

- Saat sedang bosan, sesekali ubahlah rutinitas membaca. Misalnya, ajak membaca buku di siang hari ketika biasanya membaca sebelum tidur malam.

- Memilih tema buku/cerita yang sedang digemari anak-anak lain pada umumnya juga boleh dilakukan, misalnya tokoh-tokoh kartun Disney, atau Upin Ipin.

- Pilih buku yang tidak mudah robek, seperti dari bahan plastik, kain atau karton tebal. Buku dari bahan kertas juga tidak masalah, sekaligus mengajarkan anak menghargai buku melalui cara memegang dan merawat yang baik.

- Penting untuk diingat bahwa membaca dengan anak batita atau bayi bukanlah untuk menyelesaikan membaca satu buku melainkan untuk membangun pengalaman positif pada buku dan kegiatan membaca.
 
Dorong Minat Baca Anak

Anak yang mencintai buku dan suka membaca, tidak dibentuk dalam sekejap. Perlu kesabarkan untuk menumbuhkan minat membacanya. Untuk mendorong minat baca si kecil, hal-hal berikut dapat dilakukan:

- Anak-anak yang gemar membaca biasanya memiliki banyak buku di rumahnya. Jadi, sediakan beragam buku di rumah dan letakkan dalam jangkauan anak-anak sehingga mudah bagi mereka untuk melihat dan mengambil sendiri buku yang diinginkan. Untuk bayi dan batita, letakkan buku di dekat lantai yang mudah diraih.

- Beri contoh dengan ikut rajin membaca. Modelling merupakan cara paling efektif. Melihat orangtuanya tidak sekadar membaca tetapi juga menikmati bacaannya akan membuat anak cenderung menumbuhkan kebiasaan yang sama.

- Manfaatkan buku sebagai hadiah atau kado untuk si kecil. Pemberian hadiah atau kado saat ulang tahun, pencapaian prestasi atau keberhasilan dalam hal tertentu seringkali diharapkan oleh anak-anak. Agar tidak membuat anak fokus pada materi atau mainan, berikan buku-buku yang menarik dan bermanfaat sebagai hadiah.

- Ciptakan kegiatan membaca yang menyenangkan. Saat membacakan buku gunakan suara yang berbeda untuk tiap tokoh, coba akting untuk adegan tertentu dalam cerita, atau cara lain yang dapat membangkitkan semangat pada anak. Cerita yang paling menarik sekalipun akan menjadi tidak menarik bila pembawaannya kurang menyenangkan atau datar saja.

- Seringlah membaca. Ajak si kecil membaca setiap hari, bahkan beberapa kali dalam satu hari. Doronglah anak yang sudah dapat membaca sendiri untuk sering membaca dan ajaklah mereka untuk membahas bacaan bersama-sama. Sediakan waktu rutin untuk membaca namun tetap fleksibel, misalnya sebelum tidur. Jangan terlalu ketat dalam menetapkan jadwal membaca. Kegiatan membaca harus disenangi oleh anak, bukan suatu kegiatan wajib bagi mereka. Sambut dengan antusias saat anak meminta sendiri untuk dibacakan buku/cerita. Sebaiknya permintaan tersebut tidak ditolak karena dapat menurunkan minat bacanya.

- Batasi kegiatan menonton televisi atau bermain Ipad/komputer tablet/HP. Tentukan aturan yang tegas dan terapkan secara konsisten. Ciptakan waktu khusus yang bebas dari televisi dan alat elektronik lain, sehingga anak dipaksa untuk mencari kegiatan lain, salah satunya kegiatan membaca.

- Ajak si kecil ke perpustakaan atau toko buku. Rutinlah mengajaknya ke toko buku atau perpustakaan agar mereka mendapatkan kesempatan untuk memilih sendiri buku yang disukai.

- Buku komik dan majalah dapat dimanfaatkan untuk mendorong kesenangan membaca. Jangan terlalu memandang negatif buku komik ataupun majalah bagi anak. Apalagi saat ini banyak komik yang memiliki unsur edukasi. Yang penting diingat adalah mendorong kesenangan membaca terlebih dahulu, karena komik dapat dimanfaatkan pula sebagai selingan bacaan saat bosan dengan bacaan yang banyak tulisan.

- Ajak si kecil ikut kegiatan atau acara yang menyediakan program mendongeng (story-telling). Saat ini banyak acara anak-anak yang melibatkan kegiatan mendongeng. Pendongeng biasanya mampu menarik minat dan semangat anak-anak dalam mengikuti cerita dalam bacaan dengan memanfaatkan suara dan alat peraga yang menarik. Cara pendongeng bercerita pun dapat menjadi contoh bagi orangtua saat membacakan kepada anak.

SHARE THIS POST

  • Facebook
  • Twitter
  • Myspace
  • Google Buzz
  • Reddit
  • Stumnleupon
  • Delicious
  • Digg
  • Technorati
Author: admin
Lorem ipsum dolor sit amet, contetur adipcing elit, sed do eiusmod temor incidunt ut labore et dolore agna aliqua. Lorem ipsum dolor sit amet.

1 comments:

Kurangi Video Edukasi

Bagi orang tua yang gemar memberikan tayangan kepada anak dengan tayangan video maupun TV, sebaiknya anda berpikir ulang lagi atu paling tidak kurangi. sebab dengan cara tersebut ternyata tidak bisa memberikan manfaat apa-apa bagi perkembangan bahasa si anak.
sebuah perbedaan perkembangan dua anak yang berbeda telah dialami oleh sepasang suami istri yang telah dikaruniai dua anak. pertama usia 5 tahun, dan kedua usia 2 tahun. perkembangan penguasaan bahasa anak ini berbeda sangat jauh. dominan anak yang kedua, bingung siih kedua orang tua anak tersebut! anak pertama cenderung diam, dan si kecil lebih aktif berbicara.
sebuah penelitian juga telah dilaksanakan yang menyimpulkan bahwa orangtua yang berusaha mendukung perkembangan bayi dengan menyediakan Video Edikasi hanya untuk mengenalkan kosa kata baru setiap hari, dengan harapan anak akan langsung tahu nama dan bentuk dari apa yang dilihat di dalam video sehingga orang tua dapat sedikit terbantu dalam memberikan kosa kata baru tiap hari, sehingga usaha orang tua untuk menyediakan video edukasi semakin bertambah.
Namun ternyata dapat ditemukan bahwa anak-anak yang mulai menyaksikan dvd di usia dini justru memiliki kemampuan bahasa yang lebih rendah, "pada fase ini anak-anak merupakan ilmuwan kecil yang sedang menjelajah dunia, dan selalu ingin tahu cara kerja berbagai hal. mereka berkeliling dan aktif bergerak itu tidak lain untuk melihat rupa benda dari berbagai sisi. Mereka juga memukul dan menjatuhkan benda untuk melihat apa yang akan terjadi. Anak-anak ini adalah pelajar aktif. Sedangkan video yang mereka tonton sama sekali tidak mempromosikan pembelajaran aktif dan keterlibatan sosial. Oleh Karena itu, tayangan video edukasi tersebut masih belum bisa meningkatkan kemahiran berbahasa anak dengan baik.
                                                           






SHARE THIS POST

  • Facebook
  • Twitter
  • Myspace
  • Google Buzz
  • Reddit
  • Stumnleupon
  • Delicious
  • Digg
  • Technorati
Author: admin
Lorem ipsum dolor sit amet, contetur adipcing elit, sed do eiusmod temor incidunt ut labore et dolore agna aliqua. Lorem ipsum dolor sit amet.

0 comments: